Persamaan Syi'ah Dengan Yahudi Dan Nasrani
Dalam shalat, kita senantiasa memohon kepada Allah agar dikaruniakan hidayah atau petunjuk kepada Shirathal Mustaqim (jalan yang lurus). Sebuah permohonan yang paling penting dan sangat dibutuhkan oleh seorang hamba. Karenanya, seorang hamba diwajibkan berdoa kepada Allah memohon hidayah ini pada setiap rakaat dalam shalatnya, karena butuhnya dia kepada hidayah tersebut.
Hidayah yang dimaksud dalam ayat adalah petunjuk taufiq kepada jalan yang bisa menghantarkan kepada Allah dan surga-Nya. Yaitu petunjuk untuk menjalankan ajaran dien ini dengan ilmu dan amal. Bentuknya, mengetahui kebenaran dan mengamalkannya, demikian yang dijelaskan Syaikh Abdul Rahman bin Nashir bin al Sa'di dalam tafsirnya.
Jalan petunjuk ini telah ditempuh oleh para nabi, shiddiiqiin, syuhada', dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dalam Minhaj al Sunnah jilid pertama juga menjelaskan demikian. Bahwa Shirathal Mustaqim dalam QS. Al-Fatihah: 7, mencakup dua perkara: mengetahui kebenaran dan mengamalkannya. Lalu beliau menyimpulkan, bahwa orang yang keluar dari Shirathal Mustaqim hanya mengikuti perasangka dan hawa nafsu. Inilah kondisi ahli bid'ah, di antaranya kaum Syi'ah Rafidlah.
Sesungguhnya kesesatan bersumber dari dua hal, yaitu jahil dan mengikuti hawa nafsu. Jahil adalah perilaku orang Nashrani yang meninggalkan kebenaran karena bodoh dan tersesat. Sedangkan mengikuti hawa nafsu adalah perilaku orang Yahudi yang mengetahui kebenaran lalu meninggalkannya. Karenanya, kita berdoa agar tidak dijadikan seperti mereka, ". . . bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." (QS. Al Faatihah: 7)
Mereka yang dimurkai adalah orang Yahudi. Sedangkan mereka yang sesat adalah orang Nashrani. Dan Syi'ah menyerupai Yahudi dalam keburukan dan mengikuti hawa nafsu; dan menyerupai Nasrani dalam masalah ghuluw (melampai batas) dan kebodohan.
Imam Asy-Sya'bi memiliki beberapa perkataan tentang Syi'ah Rafidlah:
§ Kalau seandainya Syi'ah dari jenis binatang, ia sebagai keledainya.
§ Kalau dari jenis burung, ia sebagai burung rukham.
§ Siap membayar berapa saja pada orang yang mau membuat riwayat dusta tentang Ali.
§ Masuk Islam didasari kebencian terhadap pemeluknya.>
Kesamaan Antara Syi'ah Dengan Yahudi :
Ø Orang Yahudi mengatakan yang layak memegang kekuasaan adalah keluarga Dawud. Sedangkan kata Syi'ah; tidak layak menduduki imamah (kekuasaan) kecuali anak turun 'Ali bin Abi Thalib (Ahlul Bait).
Ø Orang Yahudi meyakini tidak ada jihad di jalan Allah sehingga al-Masih Ad-Dajjal keluar dan membawa pedang yang diturunkan di tangan dari langit. Sedangkan orang Syi'ah berkeyakinan tidak ada jihad di jalan Allah sehingga Imam Mahdi (Imam kedua belas mereka) keluar dan ada yang mengomando dari langit.
Ø Orang Yahudi mengakhirkan shalat sampai munculnya bintang-bintang. Sedangkan orang Syi'ah Rafidlah mengakhirkan shalat Maghrib sampai munculnya bintang-bintang.
Ø Mereka menyimpangkan dan merubah kitab Taurat. Sedangkan Rafidlah menyimpangkan dan merubah kitab suci Al-Qur'an.
Ø Dalam Syari'at Yahudi, wanita yang ditalak (cerai) tidak memiliki 'iddah. Begitu juga yang diterapkan orang Syi'ah dalam nikah mut'ah.
Ø Orang Yahudi tidak murni dalam mengucapkan salam kepada kaum mukminin, yaitu dengan as-sam 'alaikum (kematian atas kalian). Begitu juga perilaku Syi'ah Rafidlah terhadap kaum mukminin selain golongan mereka, khususnya Ahlus Sunnah.
Ø Orang Yahudi mengharamkan ikan yang tidak bersisik dan belut. Mereka juga mengharamkan kelinci (mermut), kancil, limpa dan biawak. Begitu juga golongan Syi'ah Rafidlah mengharamkan semua itu.
Ø Orang Yahudi mengingkari bolehnya mengusap khuf (kaos kaki/sepatu slop) dalam bersuci. Begitu juga Rafidlah.
Ø Orang Yahudi menghalalkan harta seluruh manusia selain golongan mereka, boleh menipu mereka dan menghalalkan darah mereka. Begitu juga Syi'ah Rafidlah terhadap golongan selain mereka, khususnya terhadap Ahlu Sunnah.
Ø Orang Yahudi membenci Malaikat Jibril 'alaihis salam. Mereka mengatakan: "ia musuh kami dari golongan Malaikat." Sedangkan golongan Syi'ah Rafidlah mengatakan malaikat Jibril 'alaihis salam telah salah alamat ketika menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, yang seharusnya disampaikan kepada Ali bin Abi Thalib.
Ø Orang Yahudi tidak mengakui thalaq wanita kecuali di kala haid. Begitu juga Rafidlah mengakui thalaq (perceraian) ketika si wanita dalam keadaan haid.
Ø Yahudi tidak memberikan mahar bagi pasangan wanita mereka, mereka hanya memberikan mata' pada mereka. Seperti itulah perilaku Rafidlah dalam nikah mut'ah.
Ø Mereka sedikit menceng dari kiblat dan mengangguk-angguk dalam shalat. Begitu juga Syi'ah Rafidlah.
Ø Orang yahudi dibenarkan menipu orang kafir (selain golongan mereka), kalau perlu bersikap bersikap munafik (dua muka) terhadap mereka. Begitu juga orang Yahudi yang murtad akan diperlakukan seperti orang kafir, kecuali jika dilakukan hanya untuk berpura-pura (taqiyyah) saja untuk mengelabuhi orang lain. Itulah konsep ajaran taqiyyah Syi'ah Rafidlah.
Kesamaan Syi'ah Dengan Nasrani
Nasrani meyakini bahwa agama ini diserahkan kepada para pendeta dan rahib. Halal adalah apa yang mereka halalkan, dan haram adalah apa yang meraka haramkan. Dan agama adalah apa yang mereka syari'atkan. Sedangkan kaum Syi'ah Rafidlah meyakini bahwa dien ini diserahkan kepada para imam, halal dan haram sesuai ketentuan mereka dan agama adalah apa yang mereka syariatkan.
Kelebihan Yahudi Dan Nashrani Atas Syi'ah Rafidlah:
·Menurut Yahudi; orang yang paling baik adalah sahabat Nabi Musa 'alaihis salam.
·Menurut Nasrani; orang paling baik adalah sahabat Nabi Isa 'alaihis salam, hawariyyun, penolong nabi Isa 'alaihis salam.
·Sedangkan menurut Syi'ah; orang yang paling buruk adalah sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Mereka diperintahkan untuk beristighfar (memintaka ampun) untuk para sahabat, tapi mereka malah mencela para sahabat dan menghunuskan pedang kepada mereka sampai hari kiamat.
Sumber: http://www.fiqhislam.com/agenda-muslim/artikel-islami/12779-persamaan-syiah-dengan-yahudi-dan-nasrani.html